Beberapa waktu yang lalu, republik
ini marak dengan teror bom. Baik bom bunuh diri, maupun bom buku.
Menurut KBBI, teror adalah usaha menciptakan ketakutan, kengerian dan kekejaman
oleh seseorang atau golongan.
Pada suatu hari ada keributan di SMP
Negeri 30 Surabaya. Ceritanya begini. Sekitar limapuluh orang tua peserta didik datang
ke sekolah, tanpa diundang. Sesampai di sekolah mereka langsung menanyakan
keadaan putra-putrinya. Ternyata tidak ada masalah dengan putra-putrinya.
Mengetahui putra-putrinya dalam keadan sehat, tidak ada masalah, mereka
langsung memeluk putra-putrinya sambil menangis. Beberapa orang tua menangis
sedih, kecewa. Tapi yang lain menangis karena gembira dan terharu.
Keterangan dari para orang tua,
mereka baru saja menerima telpun. Teror telpun. Yang mengabarkan
putra-putrinya mengalami musibah, kecelakaan. Keadaannya sangat gawat, perlu
penanganan secepatnya. Untuk itu para orang tua diminta mentrasfer sejumlah
dana ke nomor rekening yang ditentukan. Ternyata beberapa orang tua tanpa
berpikir panjang langsung mentrasfer dana yang diminta.
***
Orang yang mendengar putra-putrinya
mengalami musibah tentu akan terkejut. Tanpa berpikir panjang akan langsung
percaya dengan informasi itu. Dan tanpa sadar akan memenuhi semua yang
“diperlukan” untuk menolong putra-putrinya. Harta tidak dipikirkan lagi, yang
penting putra-putrinya segera selamat. Gejala psikologi inilah yang
dimanfaatkan oleh para penipu. Dengan mudah akan mendapatkan sejumlah uang yang
diinginkan.
Selain tertipu dengan kehilangan
sejumlah uang ada dampak lain akibat modus penipuan ini. Mendengar putra-putri
kesayangannya mengalami musibah, tidak sedikit orang tua yang jatuh sakit
seketika. Terlebih lagi orang tua yang memang mengidap penyakit jantung.
Banyak cara dilakukan untuk mendapatkan
uang secera cepat. Tidak perlu berpikir halal atau haram, membuat orang susah
atau tidak. Bisa dimaklumi, kalau uang itu memang sangat diperlukan untuk
makan. Karena memang sama sekali tidak ada yang dapat dimakan. Ini yang namanya
keadaan darurot. Tapi jelas uang yang diminta ini tidak hanya sekedar
untuk makan. Kalau toh memang untuk makan, akan cukup dimakan sekeluarga selama
lebih dari tiga bulan. Apakah ini darurot.
Rupanya para penipu ini memang sudah
tidak percaya bahwa dirinya akan mati. Dan kelak akan diminta pertanggungjawabannya
atas semua yang telah dilakukan ketika hidup. Khusus untuk harta, harus
bertanggung jawab “Dari mana asalnya dan untuk apa harta yang kamu peroleh”.
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa
para penipu. Amin.